Kamis, 02 Februari 2017

SOLID GOLD | Pawukon, Sistem Penanggalan Tradisonal Yg Tak Lekang Waktu

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Tahukah Anda bahwa Indonesia memiliki sistem penanggalan, dan bahkan sistem tersebut masih dipergunakan sampai saat ini.

Sistem penanggalan tradisional di Indonesia ini dikenal dengan Pawukon.


Pawukon merupakan sistem penanggalan tradisional yang mempunyai waktu terukur, dan dipergunakan sebagai dasar penentuan segala aktivitas daur hidup dan kematian masyarakat.

Pawukon masih dipergunakan oleh sebagian masyarakat di Indonesia, terutama di sepanjang Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.

Hal ini diperkuat berdasarkan prasasti dan temuan-temuan arkeologis yang menunjukkan bahwa Pawukon merupakan budaya asli Indonesia yang digunakan secara turun-menurun.

Dari penemuan prasasti dan arkeologis inilah ditemukan cara penanggalan dari Pawukon tersebut.

Berdasarkan isi prasasti yang ditemukan, pada umumnya selalu dituliskan antara lain mulai dari unsur-unsur penanggalan, pujian-pujian kepada Tuhan, dan raja yang mengeluarkan prasasti.

Hal ini menunjukkan bahwa penanggalan selalu ditulis paling awal dalam setiap prasasti di Indonesia.

Manuskrip Serat Pawukon, koleksi Museum Radyapustaka menjelaskan bahwa Pawukon sebagai penanggalan tradisional masyarakat Jawa menggunakan dasar perubahan rotasi yang terjadi dalam waktu setiap 7 hari (sapta wara)-dimulai dari hari Minggu (redite) sampai Sabtu (tumpak).

Pawukon bertumpu pada konsep astronomi dan membaginya menjadi 30 wuku.

Tiap wuku bergeser tiap 7 hari, sehingga dalam satu rotasi wuku terdiri dari 210 hari (7 hari x 30 wuku)

Baca Juga : 5 Idol Kpop Paling Seksi Tahun 2016 | SOLID GOLD
http://bit.ly/2kU1lLU


Pawukon dipergunakan masyarakat Indonesia sebagai dasar perhitungan pranata mangsa (tata waktu).

Masyarakat Nusantara memiliki pandangan bahwa pengaruh unsur-unsur yang diterima bumi oleh planet-planet lain juga akan mempengaruhi kehidupan manusia.

Dalam kitab Centini pada era Susuhan Paku Buwana IV menjelaskan, tiap-tiap nama Pawukon memiliki tanda-tanda, sifat, dan makna tertentu yang disimbolkan melalui nama-nama dewa yang menaunginya.

Sifat-sifat dewa tersebut yang digunakan sebagai dasar penentuan aktivitas daur hidup dan kematian.

Karena hal tersebut, masyarakat percaya akan berpengaruh pada kehidupan manusia.

Bumi mendapat pengaruh dari planet-planet lain, demikian pula dengan diri manusia, sehingga menimbulkan sifat, perilaku, dan nasib yang berlainan.

Oleh karena itu, Pawukon juga dapat dipergunakan sebagai dasar penentuan kecenderungan karakter, sifat, dan perilaku seseorang yang dilihat melalui wuku kelahiran.

Walaupun zaman sekarang telah modern dengan menggunakan alat-alat canggih untuk membuat penanggalan, tetapi bagi beberapa masyarakat di Indonesia, Pawukon masih menjadi sistem penanggalan tradisional yang tetap digunakan sampai saat ini.

(Prz - Solid Gold Berjangka)

0 comments :

Posting Komentar